(Catatan dari
RAKERCAB-I PDI Perjuangan Kota Bekasi)
Oleh : Henu Sunarko
Hari Minggu yang lalu (22/11), DPC PDI Perjangan Kota
Bekasi menghelat Rapat Kerja Cabang yang pertama dibawah kepemimpinan Anim
Imamuddin. Seiring dengan dinamika politik di Kota Bekasi, RAKERCAB tersebut
digelar untuk menangkap konfigurasi politik di tahun 2018. Tahun dimana Pilkada
Serentak untuk Kota Bekasi akan dilaksanakan. Maka dengan tegas, tema yang
dikumandangkanpun “Mari Bung Rebut Kembali”. Masyarakatpun bisa menilai makna
dibalik tema utama kegiatan tersebut dengan gamblang.
Sebagai partai ideologis, kredo perjuangan perlu diusung
sebagai visi dan orientasi politik. Terlebih dalam kontestasi politik terakhir,
PDI Perjuangan adalah partai pemenang. Di Kota Bekasi, penguasaan 12 kursi di
lembaga legislative adalah modal politik yang amat signifikan dalam kerangka
penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2018. Pendek kata, hanya PDI Perjuangan
yang sudah menggenggam tiket untuk dapat mengusung calonnya, ketimbang
partai-partai lain. Namun demikian, menuju 2018 dengan hanya bertumpu pada kepemilikan
tiket politik semata, adalah sebuah kenaifan politik. Disinilah tugas pengelola
partai untuk mampu meramu, mengemas dan menyajikan strategi politik sehingga
modal politik yang dapat dioptimalisasikan.
PDI Perjuangan memiliki program perjuangan
(strijdprogram) dan program kenegaraan (staatprogram) yang menjadi Program
Perjuangan Partai. Program-program disusun dan dirumuskan sebagai kebutuhan
menuju cita-cita politik. Pada konteks ini, PDI Perjuangan Kota Bekasi harus
mampu menangkap dan menyelami kebutuhannya secara rasional dan realistis. Politik
adalah momentum (!). Seyogianya PDI Perjuangan Kota Bekasi mampu terus menerus
merawat momentum yang ada dengan capaian program yang nyata-nyata mampu
menggerakkan animo pengurus, kader, simpatisan dan konstituennya bekerja dalam
ikatan kepentingan yang sama.
Konsolidasi Ideologi
PDI Perjuangan memilih jalan ideologis karena meyakini ideologi
sebagai makna dasar, tiang penyangga, acuan arah (leitstar), sekaligs bingkai
yang memandu kebijakan, prilaku dan tindakan politik pengemban kekuasaan.
Sebagai partai politik yang turut mengelola Negara hari ini, dituntut mewujudkan
panggilan sejarahnya untuk mengimplementasikan ideologi melalui jalan
Trisaksti.
Kesadaran ideologis menjadi tugas penting dan berat bagi
PDI Perjuangan Kota Bekasi, kecenderungan kader terseret pragmatisme amat
tinggi, tidak itu saja, bahkan dibekap oleh is-isu sektarianisme, paham
primordialismepun masih menguat. Jika ini dibiarkan, bukan tak mungkin akan
menjadi setereotip utama untuk mewujudkan visi dan orientasi politik “Mari Bung
Rebut Kembali”. Partai sudah menegaskan, taka da ruang sedikitpun untuk
mentolelir pikiran dan tindakan yang mengancam integritas Pancasila, menciderai
UUD 1945, mengelabuhi NKRI dan mendistorikan kebhinekaan.
Dalam pidato politiknya, Anim Imamuddin (Ketua DPC PDI
Perjuangan Kota Bekasi) bahkan mewanti-wanti untuk seluruh kader partai agar
berjuang dulu, dan jangan pernah menghitung-hitung mendapat apa dari perjuangan
itu. Jelas dan tersurat, Anim menhendaki seluruh potensi dari komponen partai
digerakkan untuk memacu mesin partai sebagai panggilan ideologis, bukan yang
lain.
Ditengah maraknya praktek pragmatism, modus
transaksional, dan hedonisme politik, seruan Anim seperti -dongeng politik-.
Seperti cerita-cerita HC. Andersen. Benarkah demikian?. Saya kira tidak. Partai
harus mampu melahirkan kader-kader ideologis. Proses ideologisasi di perlukan
untuk membuka kesadaran ideologisnya. Maka pengurus partai tak boleh sebagai
individu-individu yang justru mengemplang kesepakatan ideologis.
Konsolidasi
Organisasi
Partai diharapkan mampu mempertahankan soliditas,
solidaritas dan kesetiakawanan di tubuh partai dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab sejarah dan mengkonversikan kemenangan di Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden 2014 menjadi juga kemenangan di Pilkada Serentak 2018. Untuk
membangun kekuatan politik ( macht-vorming) yang pada capaian memenangkan
Pilkada Serentak 2018 perlu langkah-langkah startegi-taktis yang didasarkan
pada kuatnya pola konsolidasi-konsolidasi organisasi.
Daya topang konsolidasi harus dipersiapkan juga seperti
kebutuhan akan ketersidaan dana, sarana dan prasarana penunjang kegiatan partai
di seluruh jenjang kepengurusan partai hingga anak ranting. Jika semua gagasan
dan rumusan ideal yang ditelurkan oleh RAKERCAB-I DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi
diikuti dengan pencapaiannya, maka kerja-kerja politik menuju 2018 akan
memiliki alat ukur yang memadai.
Terbukanya ruang-ruang konsolidasi partai juga menjadi
cerminan dinamika organisasi. Hanya organisasi yang mampu menjalankan mesin
organisasinya dengan baik yang akan juga mampu mendulang keberhasilan.
Penulis adalah Ketua Bidang Komunikasi Politik DPC PDI
Perjuangan Kota Bekasi