Rabu, 25 November 2015

MARI BUNG REBUT KEMBALI

(Catatan dari RAKERCAB-I PDI Perjuangan Kota Bekasi)
Oleh : Henu Sunarko

Hari Minggu yang lalu (22/11), DPC PDI Perjangan Kota Bekasi menghelat Rapat Kerja Cabang yang pertama dibawah kepemimpinan Anim Imamuddin. Seiring dengan dinamika politik di Kota Bekasi, RAKERCAB tersebut digelar untuk menangkap konfigurasi politik di tahun 2018. Tahun dimana Pilkada Serentak untuk Kota Bekasi akan dilaksanakan. Maka dengan tegas, tema yang dikumandangkanpun “Mari Bung Rebut Kembali”. Masyarakatpun bisa menilai makna dibalik tema utama kegiatan tersebut dengan gamblang.
Sebagai partai ideologis, kredo perjuangan perlu diusung sebagai visi dan orientasi politik. Terlebih dalam kontestasi politik terakhir, PDI Perjuangan adalah partai pemenang. Di Kota Bekasi, penguasaan 12 kursi di lembaga legislative adalah modal politik yang amat signifikan dalam kerangka penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2018. Pendek kata, hanya PDI Perjuangan yang sudah menggenggam tiket untuk dapat mengusung calonnya, ketimbang partai-partai lain. Namun demikian, menuju 2018 dengan hanya bertumpu pada kepemilikan tiket politik semata, adalah sebuah kenaifan politik. Disinilah tugas pengelola partai untuk mampu meramu, mengemas dan menyajikan strategi politik sehingga modal politik yang dapat dioptimalisasikan.
PDI Perjuangan memiliki program perjuangan (strijdprogram) dan program kenegaraan (staatprogram) yang menjadi Program Perjuangan Partai. Program-program disusun dan dirumuskan sebagai kebutuhan menuju cita-cita politik. Pada konteks ini, PDI Perjuangan Kota Bekasi harus mampu menangkap dan menyelami kebutuhannya secara rasional dan realistis. Politik adalah momentum (!). Seyogianya PDI Perjuangan Kota Bekasi mampu terus menerus merawat momentum yang ada dengan capaian program yang nyata-nyata mampu menggerakkan animo pengurus, kader, simpatisan dan konstituennya bekerja dalam ikatan kepentingan yang sama.
Konsolidasi Ideologi
PDI Perjuangan memilih jalan ideologis karena meyakini ideologi sebagai makna dasar, tiang penyangga, acuan arah (leitstar), sekaligs bingkai yang memandu kebijakan, prilaku dan tindakan politik pengemban kekuasaan. Sebagai partai politik yang turut mengelola Negara hari ini, dituntut mewujudkan panggilan sejarahnya untuk mengimplementasikan ideologi melalui jalan Trisaksti.
Kesadaran ideologis menjadi tugas penting dan berat bagi PDI Perjuangan Kota Bekasi, kecenderungan kader terseret pragmatisme amat tinggi, tidak itu saja, bahkan dibekap oleh is-isu sektarianisme, paham primordialismepun masih menguat. Jika ini dibiarkan, bukan tak mungkin akan menjadi setereotip utama untuk mewujudkan visi dan orientasi politik “Mari Bung Rebut Kembali”. Partai sudah menegaskan, taka da ruang sedikitpun untuk mentolelir pikiran dan tindakan yang mengancam integritas Pancasila, menciderai UUD 1945, mengelabuhi NKRI dan mendistorikan kebhinekaan.
Dalam pidato politiknya, Anim Imamuddin (Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi) bahkan mewanti-wanti untuk seluruh kader partai agar berjuang dulu, dan jangan pernah menghitung-hitung mendapat apa dari perjuangan itu. Jelas dan tersurat, Anim menhendaki seluruh potensi dari komponen partai digerakkan untuk memacu mesin partai sebagai panggilan ideologis, bukan yang lain.
Ditengah maraknya praktek pragmatism, modus transaksional, dan hedonisme politik, seruan Anim seperti -dongeng politik-. Seperti cerita-cerita HC. Andersen. Benarkah demikian?. Saya kira tidak. Partai harus mampu melahirkan kader-kader ideologis. Proses ideologisasi di perlukan untuk membuka kesadaran ideologisnya. Maka pengurus partai tak boleh sebagai individu-individu yang justru mengemplang kesepakatan ideologis.
Konsolidasi Organisasi
Partai diharapkan mampu mempertahankan soliditas, solidaritas dan kesetiakawanan di tubuh partai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sejarah dan mengkonversikan kemenangan di Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 menjadi juga kemenangan di Pilkada Serentak 2018. Untuk membangun kekuatan politik ( macht-vorming) yang pada capaian memenangkan Pilkada Serentak 2018 perlu langkah-langkah startegi-taktis yang didasarkan pada kuatnya pola konsolidasi-konsolidasi organisasi.
Daya topang konsolidasi harus dipersiapkan juga seperti kebutuhan akan ketersidaan dana, sarana dan prasarana penunjang kegiatan partai di seluruh jenjang kepengurusan partai hingga anak ranting. Jika semua gagasan dan rumusan ideal yang ditelurkan oleh RAKERCAB-I DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi diikuti dengan pencapaiannya, maka kerja-kerja politik menuju 2018 akan memiliki alat ukur yang memadai.
Terbukanya ruang-ruang konsolidasi partai juga menjadi cerminan dinamika organisasi. Hanya organisasi yang mampu menjalankan mesin organisasinya dengan baik yang akan juga mampu mendulang keberhasilan.


Penulis adalah  Ketua Bidang Komunikasi Politik DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi

0 komentar:

Posting Komentar